Minggu, 04 Oktober 2009

laparku

ini tentang laparku
lapar yang tak seperti orang punya
aku lapar nasi-nasi keilmuan yang aku harapakan dia memberi tenaga kebijaksanaanku
aku lapar keadilan
keadilan yang tanpa pengatasnamaan
bukan formalitas tanpa kualitas
bukan nama
yang hanya terselubung panji-panji kemunafikan
aku lapar...

Minggu, 06 September 2009

historisitas waktu

jangan memaksa waktu untuk menghetikan atau untuk kembali kebelakang, biarkan ia menagalir apa adanya tanpa ikatan manusia. manusialah yang adal dalam tabung perut waktu. jangan paksa!!!
dulu waktu aku kelas 3 Sd aku ditanya apa bunga itu, dengan Pd-nya akau jawab bunga itu harum, dia betanya lagi "kalau aku berikan bunga padamu apa maksudnya?" aku jawab dengan sedikt garuk-garuk kepala, "ya..artinya kamu baik".
tapi tidak untuk sekarang.
ketika aku di beri bunga oleh seseorang maka artinya yang aku terima sudah berbeda juga, bisa saja kau artikan dia suka padaku, dia lagi kurang kerjaan, dia beli bunga di jalan hanya karena tadi dia merasa iba pada penjualnya atau apalah... yang jelas ada sederat makna yang aku pilih...
disini lah aku rasaka letak waktu berperan di hariku.
salah satu atau dua dalam doa kecilku pada Allah aku selalu minta di beri rizqi yang buanyak bunaghet pokoknya. tapi beda lagi kiyai yang memaknia pemberian rizqi dari Allah, bisa saja kiyai tersebut mengartiak aku tamak dunia, aku haus dunia...
mungkin juga jiak kiayai tersebut dapat rizqi yang banyak dari Allah dia berucap hamdalah bertubi-tubi di alamatkan keparada Allah dan dia akan menafsirkan harta itu hanya penglulu (jawa-red) atau harta itu cobaan apakah aku bisa menggunakan sebail-baiknya atau tidak, banyak hal yang etrjadi secara kasat mata belu kau tahu dan hari ini, detik ini aku akan mencarinya....

Kamis, 03 September 2009

Rabu, 02 September 2009

Cermin di kamarku


Mencari - cari dalam kesenderianku

Terpaku di cermin

Ratap natap kesendiriranku di cermin

Belajar mengajar seorang diri

Untuk apa kudisini?

Apa arti dari hidup ini?

Kalau toh semua sudah dalam bingkai sekenario Tuhan

Obsesi cinta cita membakar hati…

Aku Belum juga puas dengan posisi ini

Masih juga aku membanggakanya

Wahai cermin

Hutangku pada mereka belum terbayar lunas

Bahkan pada-Mu jua

Samudra ilmu masih terhampar luas…

Banyak Ladang-Nya belum aku gali…

Ya disini …

Di dunia fana ini….

Jalanku masih panjang…

Biar penuh onak duri akan tetapku jalani…

Entah dengan merangkak atau dengan berlari….

wahai cermin sudut keabadian…

hatiku telah hitam legam…

tak mampu lagi menyinari jalan petaku sendiri…

terlalu banyak catatan hitam dalam sejarah ini….

Hinggga nuraniku redup…

Togkatku patah…

Kompas arahku pecah…

Malaikat penjagaku muntah ruah…

Mereka pergi,

Mereka pergi tak tahan dengan bau akhlaku …

Bangkai kedengkian yang aku simpan…

Dan setan - setan menari riang di atas kepedihanku…

Sampai kini…

Semakin deras laju kemaksiatanku…

Belum juga sembuh sampai hari ini…

Bahkan detik ini…

Mereka juga bersemayam dan ikut aliran darahku ini…

terkontaminasi air kesombongan sudah jiwa ini…

sempit sudah hati ini…

kotor sudah jalanku ini…

Aku ingin kembali ke jalan suci…

Aku ingin menjadi pewaris peradaban yang prospek…

Duhai cermin

Tak perlu denganmu seandainya saja nuraniku masih putih dan bersinar

Sebab aku yang akan jadi cermin bagi mereka

Ku pejamkan mata sejenak..

Mencoba mengeja di kecerminanku…..

Menerka – nerka dalam isarat ayat – ayat kauniyah-Nya

Ingin dalam menyelam dalam muhasabah perjalananku ini

Melakoni sebagai manusia seutuhnya

Bukan manusia yang di anggap binatang

Atau bintang yang di anggap manusia…

Tuhan..

Sungguh besarkah dosa ku….

Sampai cermin pun enggan memantulkan sebenarnya wujudku

Sampai kapan kau akan sembunyikan wajahku ?

wajahku yang sesungguhnya…..

Harus kemana aku cari jawaban dari semua pertanyaan – pertanyaan ini…

aku masih mencari…

Entah sampai kapan

Tapi satu hal yang aku rasa lebih baik yaitu aku berangkat sujud dan berdo’a…

Senin, 31 Agustus 2009

satu nafas...satu juang...


alhamdulillah....

isie_katimbangkulit....
lagi bingung
satu dari seribu bahkan mungkin
ah aku tak dapat menghitungnya nafas - nafas yang telah aku lewatkan begitu saja
tanpa arti mungkin...atau dengan arti
buat orang - orang yang sealulu ku artikan setiap helean nafasnya ....
dengan nafasku yang baru saja aku hirup dan yang belum sempat aku menghirupnya...
dan aku tak tahu mau buat apa..
.untuk nafas-nafas pajangku ini...
sedang aku tahu nafas yang kemarin takkan kembali lagi
dan telah aku gunakan dengan nafas - nafas penghancuran masa depan..
.aku tak mau mempercepat kiamat dunia ini.

satu nafas...satu juang...

satu nafas satu juang....
untuk tetap ikut meramaikan dunia prestasi islam, bukan mempercepat kemrosotan islam... langakh dari seribulangkah yang aku pilih untuk tetap ada dan di adakan...dengan satu nafas satu juang...dengan nafas yang telah ku hembus...